Perlengkapan Tektok Gunung – Pendakian Gunung Rinjani selalu punya daya tarik tersendiri. Puncaknya yang menjulang di 3.726 mdpl, jalur panjang penuh tantangan, sampai sunrise megah dari punggungan Sembalun—semuanya membuat banyak pendaki ingin menaklukkan gunung ini, bahkan dalam satu hari atau yang biasa disebut tektok.
Namun, pendakian tektok bukan hanya soal fisik kuat. Kamu harus memerhatikan aspek keselamatan, cuaca, efisiensi peralatan, logistik, dan stamina mental. Banyak pendaki mengira tektok itu tinggal “naik cepat – turun cepat”, padahal realitas di lapangan tidak sesederhana itu. Rinjani memiliki medan panjang yang tidak ramah, elevasi yang ekstrem, dan cuaca yang tidak bisa diprediksi. Karena itu, membawa perlengkapan yang tepat adalah kunci keselamatan.
Sebelum kamu memutuskan untuk menempuh rute panjang sekitar 20 jam nonstop (PP Sembalun–Puncak), sebaiknya pelajari dulu perlengkapan wajibnya. Jangan sampai kamu memaksakan diri tanpa kesiapan, lalu kelelahan, hipotermia, atau bahkan berhenti di tengah jalur karena kurang logistik.
Perlengkapan Tektok Gunung Rinjani yang Wajib Dibawa

Berikut panduan lengkap Perlengkapan Tektok Gunung yang wajib kamu bawa saat melakukan tektok Gunung Rinjani.
1. Bawa Sleeping Bag
Pendakian tektok biasanya dimulai tengah malam atau dini hari. Banyak pendaki memilih tidak tidur sama sekali sebelumnya, padahal ini sangat berisiko.
Jika kamu memulai perjalanan tanpa tidur 2–3 jam sebelumnya, tubuhmu akan kekurangan energi dan konsentrasi menurun. Apalagi suhu di jalur Rinjani bisa sangat dingin.
Karena itu, bawa sleeping bag dan alas tipis sebagai antisipasi jika kamu merasa sangat mengantuk sebelum summit push. Emergency blanket saja tidak cukup karena tidak memberikan kehangatan yang stabil, terutama di titik-titik seperti Pos 3 atau Plawangan yang suhunya bisa menusuk.
Ingat: tidur di pos pendakian sangat berbahaya, bukan hanya karena dingin, tetapi juga karena kondisi tempatnya tidak layak. Karena itu, tidur sebelum tektok adalah “wajib”, dan sleeping bag hanyalah cadangan darurat.
2. Vest Tidak Diperlukan
Banyak pendaki mengira vest—yang sering dipakai trail runner atau pelari gunung—akan membuat tektok lebih cepat. Namun kenyataannya, vest hanya efektif untuk speed hiking atau trail running yang ritmenya cepat dan stabil.
Jika niatmu adalah fun tektok atau tektok santai, ves tidak diperlukan. Kapasitasnya terbatas, tidak nyaman untuk membawa logistik berat, dan tidak ideal untuk pendakian panjang dengan elevasi ekstrem seperti Rinjani.
Lebih aman menggunakan daypack 20–30 liter yang cukup untuk membawa pakaian ganti, air, makanan, dan perlengkapan darurat.
3. Jangan Mengandalkan Warung di Gunung
Meskipun pihak basecamp sering mengatakan bahwa warung di jalur Rinjani buka, kenyataannya situasi tidak selalu sesuai harapan. Pemilik warung bisa saja ada urusan mendadak dan turun ke bawah.
Tidak jarang pendaki tektok yang berharap beli air atau mie instan di pos malah panik karena warung tutup. Jalur panjang seperti Sembalun tidak menyediakan banyak sumber air, sehingga mengandalkan warung adalah kesalahan fatal.
Bawa minimal:
- 2–3 liter air
- 1 botol cadangan untuk masak
- isotonik bubuk untuk jaga tenaga
Lebih baik membawa lebih daripada kekurangan air di tengah jalur.
4. Harus Bawa Nasi Bungkus atau Makanan Berat
Kesalahan umum pendaki tektok adalah hanya membawa cemilan seperti coklat, wafer, atau roti. Padahal pendakian PP hampir 20 jam membutuhkan suplai energi dalam jumlah besar.
Tanpa makanan berat, kamu akan merasakan:
- kaki gemetar,
- jalan makin lambat,
- badan lemas,
- dan kehilangan fokus.
Kalori kosong dari cemilan tidak cukup untuk mendukung kerja tubuh selama belasan jam. Karena itu, wajib membawa:
- 1–2 nasi bungkus (bungkus dengan plastik tambahan agar lebih tahan lama),
- lauk berprotein,
- makanan hangat dari kompor.
Tubuhmu butuh energi rill, bukan hanya gula sesaat.
5. Bawa Kompor & Alat Masak
Banyak pendaki merasa kompor tidak perlu karena tektok terkesan ringkas. Sebenarnya justru sebaliknya: kompor adalah penyelamat.
Di ketinggian, suhu bisa turun drastis. Minuman hangat dapat mencegah tubuh masuk fase hipotermia ringan. Selain itu, kompor membuatmu lebih tenang karena bisa memasak:
- air panas,
- mie instan,
- kopi/teh hangat,
- sup instan.
Saat kamu membawa kompor, otomatis kamu akan membawa logistik yang lebih sesuai standar keselamatan.
6. Bawa Flysheet untuk Tektok Gunung
Tidak semua pos di jalur pendakian gunung menyediakan shelter. Meski jalur Rinjani memiliki beberapa titik istirahat, namun pada jalur lain atau ketika aktivitas menaik-turun jalur dilakukan tanpa camping, flysheet menjadi perlindungan utama dari hujan dan angin.
Flysheet bisa digunakan untuk:
- tempat istirahat cepat,
- peneduh jika turun kabut atau hujan,
- perlindungan darurat saat kondisi cuaca memburuk.
Flysheet ringan, tidak memakan banyak tempat, dan sangat berguna dalam banyak situasi.
7. Perlengkapan Tektok Lainnya (Fastpacking 30L – Rekomendasi Isi Tas)
Untuk pendakian tektok panjang seperti Rinjani, konfigurasi fastpacking 30 liter berikut adalah rekomendasi yang paling aman:
- tenda ringan (untuk kondisi darurat)
- matras angin
- matras telur thermalite
- sleeping bag bulu angsa
- jaket tebal (alpha)
- windbreaker
- baju ganti
- alat masak ultralight
- konsumsi 3 kali makan
- jas hujan
- survival kit
Dengan perlengkapan tersebut, kamu siap menghadapi kondisi cuaca, kelelahan, atau keadaan darurat yang bisa saja terjadi.
.
Baca juga: Tektok Gunung Rinjani Apakah Boleh dan Aman Untuk Dilakukan?
Mau Tektok Gunung Rinjani Pertama Kali? Baca Dulu Ini

Melakukan tektok Rinjani bukan seperti tektok gunung yang “hanya” 6–8 jam PP. Rinjani memiliki karakteristik unik dan jauh lebih berat dibanding gunung lain.
Beberapa fakta pentingnya:
- Jalur Sembalun–Puncak punya total elevasi naik sekitar 2.600 meter, salah satu yang paling ekstrem di Indonesia.
- Pendakian bisa memakan waktu ±20 jam nonstop (PP) tergantung kondisi fisik.
- Medan pasir menuju puncak sangat menyedot tenaga, terutama saat menurun.
- Jalur panjang membuat mental cepat drop.
Pada banyak gunung, waktu tempuh turun biasanya hanya separuh dari waktu naik. Namun Rinjani sering menjadi pengecualian. Setelah puluhan jam bergerak di jalur panjang dengan elevasi yang konstan menanjak, tubuh tidak lagi seringan saat mulai mendaki.
Banyak pendaki justru membutuhkan waktu lebih lama ketika turun karena lutut mulai terasa ngilu, langkah kehilangan tenaga, dan pijakan menjadi ragu-ragu akibat pasir licin yang gampang amblas. Turun pun berubah menjadi proses yang penuh konsentrasi, bukan sekadar “mengalir” seperti pendakian biasa.
Dalam kondisi seperti itu, tektok Rinjani tanpa persiapan matang dapat berubah menjadi pengalaman yang jauh dari ideal. Kelelahan ekstrem bisa datang tiba-tiba, dehidrasi mulai mengintai karena kurang minum selama mengejar waktu, dan disorientasi bisa terjadi ketika tubuh mulai sulit diajak kompromi.
Di titik tertentu, suhu dingin yang menusuk juga menjadi ancaman dan memicu hipotermia, terutama jika pendaki tidak membawa perlindungan memadai. Risiko cedera kaki meningkat drastis, dan tidak sedikit pendaki yang akhirnya gagal mencapai puncak karena kehabisan tenaga bahkan sebelum memasuki medan pasir yang terkenal panjang itu.
Karena itu, sebelum memutuskan tektok Rinjani, tanyakan pada diri sendiri:
- Sudah punya pengalaman pendakian panjang?
- Sudah latihan fisik intens?
- Apakah sudah paham manajemen waktu dan logistik?
- Sudah cek cuaca dan kondisi jalur?
Jika belum, pertimbangkan untuk melakukan pendakian dengan camping.
.
Baca juga: 5 Fakta Pendakian Gunung Rinjani – Ulasan Asli dari Para Pendaki
Lebih Aman Mendaki Gunung Rinjani Sambil Camping

Jika setelah membaca ini kamu merasa tektok terlalu berisiko, itu keputusan yang sangat bijak. Pendakian dengan camping memberikan banyak keuntungan:
- tubuh punya waktu pemulihan,
- tidur cukup sebelum summit,
- logistik lebih lengkap,
- cuaca bisa diantisipasi,
- perjalanan lebih aman dan nyaman.
Untuk pendakian dengan camping yang aman, kamu bisa menggunakan jasa guide dan porter dari Hiking Mount Rinjani. Mereka berpengalaman menangani pendaki pemula hingga pendaki profesional, serta memahami medan dan perubahan cuaca dengan sangat baik.
Dengan camping, perjalananmu bukan hanya lebih aman, tetapi juga lebih menikmati keindahan alam Rinjani tanpa tekanan waktu. Tapi kalau mau tektok juga tidak masalah, yang penting bawa perlengkapan tektok gunung dalam daftar di atas ya, biar makin aman.
Butuh trekking organizer? Hubungi Hiking Mount Rinjani di Whatsapp
.
