Hiking Mount Rinjani

Jalur Sembalun

Gambaran Jalur Sembalun Ke Puncak Rinjani, Melewati Apa Saja?

Jalur Sembalun – Selain pemandangannya, jalur pendakian Rinjani  juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para petualang. Dari beberapa rute resmi yang tersedia, jalur Sembalun adalah yang paling populer sekaligus ikonik.

Terletak di Desa Sembalun, Lombok Timur, jalur ini dikenal menawarkan pemandangan savana luas yang membentang di kaki gunung, sebelum akhirnya membawa pendaki ke medan terjal berbatu menuju Plawangan dan puncak. 

Dibandingkan jalur lain seperti Senaru atau Torean, Sembalun punya keunggulan berupa tanjakan yang lebih landai di awal, sehingga pendaki bisa lebih cepat mencapai ketinggian menengah. Namun, jalur ini juga memiliki tantangan tersendiri, mulai dari paparan sinar matahari di padang rumput terbuka hingga trek pasir vulkanik yang melelahkan menjelang puncak.

Bagi banyak pendaki, jalur Sembalun bukan sekadar akses menuju puncak tertinggi kedua di Indonesia ini, melainkan juga pengalaman menikmati perubahan lanskap, cuaca, dan tantangan fisik yang berlapis dari bawah hingga atas. Itulah sebabnya, sebelum mendaki, penting untuk memahami gambaran jalur ini agar bisa menyiapkan fisik, logistik, dan mental dengan lebih matang.

Bagi pendaki yang baru pertama kali mencoba, mengetahui karakter jalur sejak awal akan sangat membantu untuk mengatur ritme dan strategi perjalanan. Lalu, sebenarnya apa saja yang akan kamu lewati jika memilih jalur Sembalun menuju Puncak Rinjani? Mari kita bahas lebih dalam.

Gambaran Jalur Sembalun Ke Puncak Rinjani

Gambaran Jalur Sembalun Ke Puncak Rinjani

Jalur ini adalah salah satu rute favorit pendaki karena jalurnya lebih landai di awal, meskipun tetap panjang dan cukup menantang. Kalau kamu berangkat dari Sembalun (±1.156 mdpl) menuju Puncak Rinjani (3.726 mdpl), urutannya kira-kira seperti ini:

1. Jalur Sembalun Pos 1 (Pemantauan) – ±1.300 mdpl

  • Jalur awal berupa padang savana yang terbuka. Dari Sembalun ke Pos 1 sekitar 2 jam jalan santai. Cuacanya panas karena minim pohon.
  • Jaraknya sekitar 3,2 km

2. Pos 2 (Tengengean) – ±1.500 mdpl

  • Masih hamparan savana, jalannya cenderung landai. Sering jadi tempat istirahat sebentar.
  • Jaraknya 2.2 km, dapat ditempuh selama  0.5–1 jam (masih savana/bergelombang)

3. Tiba di Pos 3 (Pada Balong) – ±1.800 mdpl

  • Vegetasi mulai agak rapat, lebih banyak pepohonan kecil. 
  • Dari sini biasanya butuh 1,5–2 jam.

4. Pos 4 / Cemara Sewu – ±2.000 mdpl

Pos 4 Cemara Sewu
  • Jalur menuju Plawangan Sembalun mulai menanjak tajam. 
  • Pendaki biasanya mulai merasakan beratnya trek.
  • Panjangnya sekitar 2.6 km (bagian terakhir sangat menanjak & berbatu/pasir) 
  • Ini bagian yang paling menguras tenaga di hari pertama.

5. Plawangan Sembalun – ±2.639 mdpl

Ini adalah area camp utama di jalur Sembalun. Dari sini terlihat langsung Segara Anak dan juga jalur ke puncak. Sunset dan sunrise di Plawangan terkenal indah sekali.

6. Summit Attack (Plawangan ke Puncak)

Biasanya dimulai dini hari (jam 1–3 pagi). Jalurnya seperti ini:

  • Awal: trek pasir berbatu, cukup curam.
  • Tengah: jalurnya zig-zag dengan kombinasi batu kerikil dan pasir yang licin.
  • Akhir: dikenal dengan “tanah pasir neraka” — setiap langkah naik bisa turun lagi setengah. Butuh kesabaran dan tenaga ekstra.

Estimasi waktu:

  • Basecamp Sembalun –  Plawangan: 7–9 jam.
  • Plawangan – Puncak: 3–4 jam.
  • Jadi total dari Sembalun ke Puncak bisa 10–12 jam trekking (tidak termasuk istirahat dan bermalam).

Agar lebih mudah dipahami, coba lihat grafik di bawah ini: 

Grafik Elevasi Jalur Sembalun Ke Puncak Rinjani

Ini adalah peta Sembalun – Puncak Rinjani dalam bentuk grafik elevasi. Kamu bisa lihat kenaikan ketinggian dari Sembalun (1.156 mdpl) sampai Puncak Rinjani (3.726 mdpl), lengkap dengan posisi pos-pos utama.

Baca juga: Cek Rinjani Trekking Guide Terbaik – Bisa Custom Paket Pendakian

Apa Saja Yang Akan Kamu Lewati Di Jalur Sembalun?

Mendaki Gunung Rinjani lewat Sembalun ibarat membaca kisah dengan bab-bab berbeda. Setiap bagian memiliki lanskap, tantangan, dan beberapa perubahan pada tubuh akan mulai kamu rasakan seiring bertambahnya ketinggian dan perbedaan tantangan yang dilalui. 

1. Savana Terbuka Sembalun

Begitu keluar dari gerbang Sembalun Lawang, kamu langsung disambut hamparan savana luas. Rumput menguning di musim kemarau, atau hijau segar di musim hujan, membentang sejauh mata memandang. Jalur awal relatif landai sehingga sering dianggap pemanasan.

  • Yang baik: jalur terbuka, pemandangan indah, bisa berjalan sambil bercengkerama, mental masih segar.
  • Kurang baik: minim pepohonan, terik matahari langsung membakar kulit, angin kencang bisa membuat tubuh cepat lelah.
  • Perubahan tubuh: nafas masih stabil, hanya keringat berlebih akibat panas. Penting membawa cukup air dan pelindung diri (topi, buff, sunscreen).
  • Perbaikan jalur: beberapa papan petunjuk baru ditambahkan untuk mempermudah orientasi, serta jalur setapak yang tadinya rawan longsor sudah dirapikan oleh petugas Taman Nasional.

2. Jalur Sembalun Pos 2 – Tengengean 

Savana masih mendominasi, tapi mulai muncul semak belukar. Kontur bergelombang membuat kaki terasa lebih “dipaksa bekerja”.

  • Yang baik: jalurnya tidak terlalu curam, cocok untuk melatih ritme napas.
  • Kurang baik: tidak ada sumber air, jadi harus mengandalkan bekal dari bawah.
  • Perubahan tubuh: mulai terasa letih di paha, peluh makin deras. Nafas lebih cepat, tapi masih bisa dikendalikan.
  • Perbaikan jalur: area istirahat di Pos 2 kini sudah ditata dengan tanah yang diratakan, jadi lebih nyaman untuk rehat.

3. Vegetasi Lebih Rapat – Pos 3 Pada Balong (1.800 mdpl)

Pos 3 (Pada Balong)

Memasuki wilayah ini, pemandangan berubah. Pohon-pohon kecil mulai menaungi jalur. Udara lebih sejuk, tapi tanjakan lebih terasa.

  • Yang baik: lebih teduh, angin gunung memberi kesejukan setelah panas savana.
  • Kurang baik: jalur menanjak terus, tanah kadang licin jika habis hujan.
  • Perubahan tubuh: napas mulai terengah, otot betis dan paha terasa terbakar. Beberapa pendaki bisa mulai merasa pusing ringan akibat perbedaan oksigen.
  • Perbaikan jalur: tangga tanah di beberapa titik sudah diperkuat dengan susunan batu, sehingga lebih stabil untuk dilewati.

4. Menuju Jalur Plawangan Sembalun (2.639 mdpl)

Plawangan Sembalun

Inilah bagian paling menantang sebelum summit attack. Jalur terus menanjak tajam, melewati Cemara Sewu hingga Plawangan. Trek didominasi tanah padat bercampur kerikil, dengan beberapa bagian berbatu curam.

  • Yang baik: semakin tinggi, pemandangan makin spektakuler. Dari Plawangan, Segara Anak terlihat memesona dengan kawah biru kehijauan.
  • Kurang baik: tanjakan panjang tanpa bonus datar, membuat energi terkuras habis. Banyak pendaki merasa “mental drop” di sini.
  • Perubahan tubuh: napas lebih pendek, jantung berdetak kencang, beberapa pendaki mulai mengalami gejala mild altitude sickness seperti sakit kepala.
  • Perbaikan jalur: area camp di Plawangan kini ditata lebih rapi, dengan titik tenda yang sudah ditandai. Jalur setapak menuju Plawangan juga sudah diberi batas untuk mengurangi erosi akibat banyaknya pendaki.

5. Summit Attack – Jalur Pasir Neraka

Summit Attack – Jalur Pasir Neraka

Perjalanan menuju puncak biasanya dimulai dini hari. Dengan cahaya headlamp, pendaki menapaki trek pasir vulkanik yang curam. Setiap satu langkah naik, bisa turun setengahnya karena pasir melorot.

  • Yang baik: ketika fajar muncul, langit timur berwarna oranye dan Gunung Agung di Bali mulai terlihat.  Momen langka ini yang membuat lelah terbayar.
  • Kurang baik: ini bagian paling menguras mental. Angin dingin menusuk, oksigen tipis, pasir membuat langkah boros energi.
  • Perubahan tubuh: tubuh mulai merasakan dingin ekstrem (0–5°C), pernapasan pendek, kepala bisa terasa berat. Hanya mental kuat, pacing teratur, dan istirahat singkat yang akan membuatmu bertahan.

Saat ini sebagian jalur curam sudah ditandai dengan tonggak kayu dan pita jalur resmi agar pendaki tidak salah arah di kegelapan.

6. Puncak Rinjani

Akhirnya, semua perjuangan terbayar dengan panorama 360 derajat.

  • Yang baik: momen euforia dan rasa syukur — bisa menaklukkan salah satu puncak tertinggi Indonesia.
  • Kurang baik: kondisi dingin dan angin kencang membuat pendaki tak bisa berlama-lama.
  • Perubahan tubuh: rasa lelah sering bercampur dengan adrenalin dan bahagia. Biasanya setelah foto singkat, tubuh segera menuntut untuk kembali turun.

Jadi, jalur Sembalun adalah perjalanan yang bisa dibilang “kontras”. Dari panas savana, teduh vegetasi, curamnya tanjakan, hingga “neraka pasir” menuju surga di puncak. Semuanya sangat berbeda hingga terasa sekali sensasinya di tubuh. 

Namun untungnya, perbaikan jalur oleh pihak Taman Nasional membuat trek lebih tertata. Perjalanan memang berat, tapi sudah dibarengi fasilitas yang lebih baik. 

Baca juga: Tinggi Gunung Rinjani Dulu Vs Setelah Meletus, Setara Apa?

Mau Ke Puncak Rinjani? Berangkat Bareng Kita Yuk

Why Hiking with a Tour Company Is Essential

Kalau kamu butuh teman dan guide untuk naik, bareng TO hikingmountrinjani.com yuk. Kami adalah salah satu trekking organizer resmi yang sudah berpengalaman memandu pendaki nusantara maupun mancanegara. 

Tidak akan ada rasisme atau perbedaan. Baik lokal maupun mancanegara, bagi tim kami, kamu adalah tamu Rinjani yang perlu kami bimbing hingga bertemu puncak (jika itu tujuannya). 

Jangan khawatirkan soal: 

  • Tenda
  • Makan dan minum
  • Alas tidur
  • dan logistik lainnya

Tim hikingmountrinjani.com sudah mempersiaokan hal itu. Yang perlu kamu lakukan adalah memilih jadwal perjalanan yang kami tawarkan, atau jika ingin custom juga ada. Mau? Yuk whatsapp tim kami sekarang.

|

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *